Al-An'aam
151
Katakanlah, "Marilah
kubacakan apa yg diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu, yaitu janganlah
kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah kepada ibu
bapak, janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin - Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka - janganlah kamu
mendekati perbuatan-perbuatan keji baik yang tampak maupun yang
tersembunyi, janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
kecuali atas dasar alasan yang benar," Demikianlah yang
diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami.
Daud al-Audi meriwayatkan
bahwa Ibnu Mas;ud r.a. berkata, "Barangsiapa ingin melihat
wasiat Rasulullah saw. Yang terdapat pada cincinnya, maka bacalah
ayat, `Katakanlah, `Marilah kubacakan apa yang diharamkan oleh
Tuhanmu kepadamu, yaitu janganlh kamu menyekutukan sesuatu dengan
Dia, `sampai dengan…..'agar kamu bertakwa.'"
Al-Hakim meriwayatkan
dalam Mustadraknya sebuah hsdits Yazid bin Harun dari Ubadah bin
Shamit, bahwa Rasulullah saw, bersabda, "Siapakah diantara kam
yang ingin berbaiat kepadaku mengenai tiga perkara? Kemudian
Rasulullah saw. membaca ayat,' Katakanlah, `Marilah kubacakan apa
yang diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu….." Beliau menyelesaikan
bacaan ayat itu. Barangsiapa yang memenuhi ketiganmya, maka pahalanya
dijamin Allah. Barang siapa mengurangi salah satu dari ketiganya, dan
masih hidup maka Allah akan menyiksanya di dunia. Dan barangsiapa
yang ditangguhkan ke akhirat, maka terserah kepada Allah: jika Dia
berkehendak, maka Dia menyiksanya dan bila Dia berkehendak, maka Dia
mengampuninya."
Kemudian Hakim mengatakan
bahwa sanad hadits ini sahih walaupun Bukhari-Muslim tidak
mengeluarkannya dan keduanya menyepakati hadits az-Zuhri yang
diterima dari Abu Idris dari Ubadah, "Berbaiatlah kepadaku untuk
tidak menyekutukan apa pun dengan Allah…..'
Tafsir ayat itu ialah
bahwaa Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Muhammad saw., "Hai
Muhammad, katakanlah kepada kaum musyrikin yang menyembah selain
Allah, mengharamkan perkara yang telah direzekikan Allah, dan
membunuh anak-anaknya; semua itu dilakukan menurut pikiran mereka dan
bujuk rayu setan." "Katakanlah" kepada mereka,
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan oleh Tuhanmu kepadamu,
`yaitu janganlah kamu menyekutukan sesuatu dengan Dia." Mulanya
ayat itu kira-kira berbunyi, "saya berpesan kepadamu janganlah
kamu menyekutukan sesuatu denga Dia." Oleh katu, pada akhir
ayat Allah berfirman, "Demikianlah, yang dipesankan kepadamu."
Dalam Shahihain, yaitu
dalam hadits Abu Dzar r.a. dia berkata: Rasulullah saw. Bersabda,
"Jibril datang kepadaku dan menyampaikan berita gembira bahwa
barangsiapa diantara umatmu mati sedang dia tidak menyekutukan
sesuatu dengan Allah, maka dia akan masuk surga. Saya bertanya,
`Walaupun dia berzina dan mencuri?' Jibril menjawab, `Walaupun dia
berzina dan mencuri.' Saya bertanya, `Walaupun dia berzina dan
mencuri?' Jibril menjawab, `Walaupun dia berzina dan mencuri.' Saya
bertanya, `Walaupun dia berzina dan mencuri?' Jibril menjawab,
`Walaupun dia berzina, walaupun dia mencuri, walaupun dia meminum
khamr.'"
Dalam riwayat lain
dikatakan bahwa orang yang bertanya itu tiada lain Abu Dzar sendiri.
Dalam Shahih Muslim dikatakan dari Ibnu Mas'ud, "Barangsiapa
yang meninggal sedang dia tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah,
maka dia akan masuk surga."
Ibnu Mardawih
meriwayatkan dari hadits Ubadah dan Abud Darda, "Jangan kamu
menyekutukan apa pun dengan Allah meskipun kamu dipotong, disalib
atau dibakar."
Firman Allah Ta'ala, "dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak, "Yakni dipesankan dan
diperintahkan kepadamu supaya kamu berbuat baik kepada ibu bapak.
Yakni, hendaklah kamu berbuat baik kepada mereka. Sering sekali Allah
membarengkan ketaatan kepada-Nya dengan berbuat baik kepada ibu
bapak, sebagaiman Allah berfirman, "bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik"
(Luqman:14-15). Allah menyuruh berbuat baik kepada keduanya, walaupun
keduanya itu musyrik. Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah ini
masih banyak.
Dalam Shahihain
diriwayatkan bahwa Ibnu Mas;ud berkata, "Saya bertanya kepada
Rasulullah saw., `Amal apakah yang paling utama?' Beliau menjawab,
`Shalat tepat waktu.' Saya bertanya, `Kemudian amal apa lagi?' Beliau
bersabda, `Berbakti kepada kedua orang tua.' Saya bertanya, `Kemudian
apa lagi?' Beliau bersabda, `Berjihad di jalan Allah.'"
Kemudian Ibnu Mas'ud
berkata, "Rasulullah saw. Menceritakannya kepadaku. Seandainya
aku menanyakannya lagi, niscaya beliau akan menambahnya."
Firman Allah Ta'ala,
"Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin - Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Setelah Allah
memerintahkan berbuat baik kepada orang tua dan kakek-nenek, maka
perintah itu disusul dengan perintah berbuat baik kepada anak-cucu.
Maka Allah berfirman, :Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena
takut kemiskinan." Oleh karena itu Allah Ta'ala berfirman, "Kami
akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Yakni semua itu
merupakan wewenang Allah. Firman Allah Ta'ala, "Dan janganlah
kamu mendekati perbuatan-perbuatan keji baik yang nampak maupun yang
tersembunyi" adalah seperti firman Allah, "Katakanlah,
`Sesungguhnya Tuhanku hanyalah mengharamkan perkara yang buruk-buruk,
baik yang nampak maupun yang tersembunyi.'"
Dalam Shahihain dikatakan
dari Ibnu Mas'ud r.a. dia bahwa Rasulullah saw. Bersabda, "Tiada
yang lebih cemburu daripada Allah. Oleh karena itu, Dia mengharamkan
perbuatan keji, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi."
Allah Ta'ala berfirman,
"Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali
atas dasar alasan yang benar." Penggalan ini ditetapkan oleh
Allah untuk lebih menegaskan larangan. Jika bukan untuk tujuan itu,
niscaya penggalan tadi masuk ke dalam larangan melakukan yang
buruk-buruk baik yang nyata maupun yang tersembunyi. Dalam Shahihain
dikatakan dari Ibnu Mas'ud r.a.: Rasulullah saw. Bersabda, "Tidaklah
halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Allah dan aku adalah Rasulullah kecuali karena salah satu dari tiga
alasan: orang yang telah pernah kawin yang berzina, jiwa dibalas
dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya serta memisahkan
diri dari jamaah."
Adapula larangan,
cegahan, dan ancaman membunuh orang kafir yang telah memenuhi
perjanjian. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, dikatakan
dari Nabi saw. Secara marfu', "Barang siapa yang membunuh orang
yang telah memenuhi perjanjiannya, maka dia tidak akan mencium bau
surga, yang wanginya dapat tercium dari jarak perjalanan 40 tahun."
Firman Allah Ta'ala,
"Demikianlah yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya
kamu memahami." Perkara yang diperintahkan kepadamu ini
dimaksudkan supaya kamu memahami perintah dan larangan Allah
0 komentar:
Posting Komentar