MENGGAPAI
MAHLIGAI CINTA MELALUI PERNIKAHAN BAROKAH
Intisari
PQS Al-Azhar 13 Mei 2001
KH.
Abdullah Gymnastiar/Aa Gym
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah,
Berbicara
tentang pernikahan banyak yang menyesal. Menyesal kalau tahu begini
nikmat kenapa tidak daridulu. Menyesal ternyata banyak deritanya.
Menikah itutidak mudah, yang mudah itu ijab kabulnya. Rukun nikah
yang lima harus dihapal dan wajib lengkap kesemuanya.Begitu pula
dengan syarat wajib nikah pada pria yang harus diperhatikan.
Bagaimana jika kita belum punyabiaya? Harus diyakini bahwa tiap orang
itu sudah adarezekinya. Menikah itu menggabungkan dua rezeki,rezeki
wanita dan laki-laki bertemu, masalahnya adalah apakah rezeki itu
diambil dengan cara yang barokahatau tidak. Allah tidak menciptakan
manusia dengan rasa lapar tanpa diberi makanan. Allah menghidupkan
manusia untuk beribadah yang tentu saja memerlukan tenaga, mustahil
Allah tidak memberi rezeki kepada kita.
Biaya
pernikahan bukanlah perkara mahal, yang penting ada. Maka kalau sudah
darurat bahkan mengutang untuk menikah diperbolehkan daripada
mendekati zina. Kalau sudah menikah setelah ijab kabul, jangan jadi
riya dengan mengadakan resepsi yang mewah. Hal ini tidak akan menjadi
barokah. Misalnya dalam mengundang, hanya menyertakan orang kaya
saja, orang miskin tidak diundang. Bahkan Rasulullah melarang
mengundang dengan membeda-bedakan status. Dalam mengadakan resepsi
jangan sampai mengharapkan balasan income yang didapat.
Masalah
mas kawin yang paling bagus adalah emas dan uang mahar yang paling
bagus adalah uang. Berilah wanita sebanyak yang kita mampu, jangan
hanya berkutat dengan seperangkat alat sholat saja. Rasulullah lebih
mengutamakan emas dan uang dan inilah hak wanita. Awal nikah jangan
membayangkan punya rumah yang bagus. Maka perkataan terbaik suami
kepada istrinya adalah bmenasehati istri agar dekat dengan Allah.
Jika istri dekat dengan Allah maka ia akan dijamin oleh Allah
mudah-mudahan lewat kita.
Tiga
rumus yang harus selalu diingat terdapat dalam surah Al-Asyr. Setiap
bertambah hari, bertambah umur, kita itu merugi kecuali tiga golongan
kelompok yang beruntung. Golongan pertama adalah orang yang selalu
berpikir keras bagaimana supaya keyakinan dia kepada Allah meningkat.
Sebab semua kebahagiaan dan kemuliaan itu berbanding lurus dengan
tingkat keyakinan kepada Allah. Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin
kepada Allah. Tidak ada sabar kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada
orng yang zuhud kepada dunia kecuali orang yang tahu kekayaan Allah.
Tidak ada orang yang tawadhu kecuali orang yang tahu kehebatan Allah.
Makin akrab dan kenal dengan Allah semua dipandang kecil. Setiap
hari
dalam hidup kita seharusnya dipikirkan bagaimana kita dekat dengan
Allah.
Kalau
Allah sudah mencintai mahluk segala urusan akan beres. Salah satu
bukti seperseratus sifat pemurah Allah yang disebarkan kepada
seluruh mahlukNya bisa dilihat sikap seorang ibu yang melahirkan
seorang anak Kesakitan waktu melahirkan, hamil sembilan bulan tanpa
mengeluh yang belum tentu anak tersebut akan membalas budinya. Tidak
tidur ketika anaknya sakit, mengurus anak dari mulai TK sampai SMA.
Memikirkan biaya kuliah. Mulai nikah dibiayai sampai punya anak
bahkan juga diterima tinggal di rumah sang ibu. Tetapi kerelaannya
masih saja terpancar. Itulah seperseratus
sifat
Allah.
Selalu
komitmen mau kemana rumah tangga ini akan dibawa. Mungkin sang ayah
atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting keluarga ini akan
kumpul di surga. Apapun yang ada dirumah harus menjadi jalan mendekat
kepada Allah. Beli barang apapun harus barang yang disukai Allah.
Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah. Boleh punya
barang yang bagus tanpa diwarnai dengan takabur. Bukan perkara mahal
atau murah, bagus atau tidak tetapi apakah bisa dipertanggungjawabkan
disisi Allah atau tidak. Bahkan dalam mendengar lagu yang disukai
Allah siapa tahu kita dipanggil Allah ketika mendengar lagu. Rumah
kita harus Allah oriented. Kaligrafi dengan tulisan Allah. Kita
senang melihat rumah mewah dan islami. Jadikan semua harta jadi
dakwah mulai mobil sampai rumah. Tiap punya uang beli buku, buat
perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung membaca dan menambah
ilmu. Jangan memberi hadiah lebaran hanya makanan, coba memberi buku,
kaset dan bacaan lain yang berguna.
Jangan
rewel memikirkan kebutuhan kita, itu semua tidak akan kemana-mana.
Allah tahu kebutuhan kita
daripada
kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan disain untuk lapar tidak
mungkin tidak diberi makan. Allah menyuruh kita menutup aurat, tidak
mungkin tidak diberi pakaian. Apa yang kita pikirkan Allah sudah
mengetahui apa yang kita pikirkan. Yang harus kita pikirkan adalah
bagaimana dekat dengan Allah, selanjutnya Allah yang akan
mengurusnya. Kita cenderung untuk memikirkan yang tidak disuruh oleh
Allah bukan yang disuruhNya. Kalau hubungan kita dengan Allah bagus
semua akan beres. Barang siapa yang terus dekat dengan Allah, akan
diberi jalan keluar setiap urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari
tempat yang tidak diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah
yang punya segalanya,
akan
dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia ini yang menjadi
masalah tetapi hubungan kita dengan Allah-lah masalahnya.
Golongan
kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang
kurang amal. Jangan capai memikirkan apa yang kita inginkan, tapi
pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita harusnya hanya
memikirkan dua hal yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan
bening sehingga melakukan apapun ikhlas dan yang kedua teruslah
tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran itu bukan mengacu
pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang tersebut,
menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum. Sehingga dimanapun
kita berada bagai pancaran matahari yang menerangi yang gelap, menuai
bibit, menyemarakkan suasana. Sesudah itu serahkan kepada Allah.
Setiap kita memungut sampah demi Allah itu akan dibalas oleh Allah.
Rekan-rekan
Sekalian, Mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling
beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktifitas
kebaikannya. Uang yang paling barokah adalah uang yang paling tinggi
produktifitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito
atau tabungan. Uang sebaiknya ditaruh di BMT. Yang terjadi adalah
multiefek bagi pihak lain, hal ini menjadikan uang kita barokah.
Daripada uang kita disimpan di Bank kemudian Banknya bangkrut,
disimpan di kolong kasur
takut
dirampok.
Kaya
boleh asal produktif. Boleh mempunyai rumah banyak asal diniatkan
agar barokah demi Allah itu akan beruntung. Beli tanah
seluas-luasnya. Sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Pahala
akan mengalir untuk kita sampai Yaumil Hisab. Makanya terus cari uang
bukan untuk memperkaya diri tapi mendistribusikan untuk ummat.
Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita kecuali bertambah. Jadi
pikiran kita bukan akan mendapat apa kita? tapi akan berbuat apa
kita?. Apakah hari ini saya sudah menolong orang, sudahkah senyum,
berapa orang yang saya sapa, berapa orang yang saya bantu?
Makin
banyak menuntut makin capai. Makin kuat kita menuntut kalau Allah
tidak mengijinkan maka tidak akan terwujud. Kita minta dihormati,
malah Allah akan memperlihatkan kekurangan kita. Kita malah akan
dicaci, hasilnya sakit hati. Orang yang beruntung, setiap waktu
pikirannya produktif mengenai kebaikan. Selagi hidup lakukanlah,
sesudah mati kita tidak akan bisa. Kalau sudah berbuat nanti Allah
yang akan memberi, itulah namanya rezeki. Orang yang beruntung adalah
orang yang paling produktif kebaikannya.
Yang
ketiga rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah pikirannya
setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam
kebenaran dan kesabaran dan ia pecinta nasihat dalam kebenaran dan
kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat kemana-mana. Kata-kata
yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat.
Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan
wibawa. Begitu pula seorang atasan di kantor.
Kita
harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari
pihak luar, kita tidak akan bisa
menjadi
penasihat yang baik sebelum ia menjadi orang yang bisa dinasihati.
Tidak akan bisa kita memberi
nasihat
jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah, makin
sibuk membela diri makin jelas kelemahan kita. Alasan adalah
kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan
diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun. Nikmatilah
nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya
sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia
tetapi hina dihadapan Allah. Merasa pinter padahal bodoh dalam
pandangan Allah.
Mudah-mudahan
kita bisa menerapkan tiga hal diatas. Setiap waktu berlalu tambahlah
ilmu agar iman
meningkat,
setiap waktu isi dengan menambah amal. Alhamdulillah
0 komentar:
Posting Komentar