Al
QawiyyuK.H.
Abdullah Gymnastiar
Alhamdulillahirobbil'alaimin,
Allah
yang Maha Kuasa, yang benar-benar total sepenuhnya berkuasa atas
segala hal, dan tidak pernah dimintai pertanggungjawaban. Allah Maha
Adil, jadi apapun yang ditimpakan kepada kita pasti sempurna dan kita
tidak layak kecewa. Kecewa dapat saja kita rasakan jika kita salah
dalam menyikapinya. Yakinkanlah bahwa perhitungan Allah tidak
semata-mata di dunia tetapi adalah persiapan menuju surga. Tetap
optimis dan selalu bersikap husnudzon kepada Allah akan membuat hidup
kita nyaman. Hidup ini terlalu singkat jika harus disikapi dengan
kecewa terhadap perbuatan Allah. Mudah-mudahan kita bisa memposisikan
diri kita dengan tepat terhadap makna Al-Qowiyyu terhadap kita.
Rasulullah
bersabda, "Mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang
lemah walaupun dalam keduanya ada kebaikan".
Dengan sigma kekuatan yang lebih banyak, antara lain kuat fisik, kuat
dompet, kuat mental dan ruhiyah; kita akan lebih dicintai Allah.
Membangun kekuatan adalah sarana menjadi mukmin yang baik dalam
menggapai kedudukan disisi Allah. Dalam surat Al-Anfal diajurkan
untuk memiliki kekuatan, bukan untuk menindas tetapi untuk
menggentarkan kekuatan lawan. Makin kita kuat, makin kita membuat
orang lain terselamatkan dari mendzolimi orang.
Islam
mengajarkan kekuatan sebagai bagian dari kebaikan seorang mukmin,
kedekatan dengan Allah, dan juga dapat digunakan menolong orang dari
kemungkaran. Jadi hal ini penting sekali. Hal yang membuat kita
terpuruk seperti ini adalah karena kita lemah, antara lain ekonomi
yang lemah yang membuat kita repot, ilmu yang lemah membuat kita
mudah ditipu. Maka yang harus menjadi tren sekarang ini adalah
membangun kekuatan. Kekuatan yang harus dimiliki adalah
bermacam-macam. Kita mulai dahulu dari yang paling mudah yaitu
kekuatan fisik. Harus extra konsentrasi dalam membangun kekuatan
fisik ini kalau perlu konsultasi dengan dokter yang ahli. Kita akan
terasa memiliki kekuatan extra jika kita berusaha memperbaiki diri,
mulai dengan ritme makan, olahraga, jam istirahat yang diperbaiki
kualitasnya. Walaupun kekuatan fisik bukan satu-satunya yang
terpenting tetapi jelas bahkan jika fisik kita kuat akan sangat
berguna. Sebagai ilustrasi pedang Imam Ali di Turki sangat besar,
lebih besar lagi dan bahkan lebih panjang pedangnya Imam Jafar
As-Shoddiq, logikanya kalau tidak memiliki tangan yang kuat maka
tidak akan mampu menggunakannya.
Canangkanlah
program memperkuat fisik. Kita harus lebih kuat karena kalau fisik
kita lebih kuat dan sehat insya Allah akan bisa berbuat lebih banyak.
Kita kerahkan saja kepada Allah sekalipun kita diberi sakit itu
urusan Allah yang penting tekadnya adalah ingin menjadi sehat dan
kuat, ini akan menjadi tekad ibadah. Kalau ada seorang ibu-ibu yang
membutuhkan bantuan dengan belanjaannya jika kita kuat fisik akan
mudah menolongnya, ada orang yang didzolimi kita akan dapat
menggetarkan lawan jika kita kuat.
Mudah-mudahan
ini tidak dianggap remeh jika kita melakukan push-up, lari, senam
akan menambah vitalitas akan lebih baik lagi jika kita lakukan sambil
dzikir, ini akan menjadi jalan taqarrub kepada Allah. Jika kita lebih
sehat dan kuat maka lebih banyak yang dapat kita perbuat dan akan
lebih baik lagi kualitas keimanan kita. Sujud dengan pusing itu
berbeda dengan sujud dalam sehat, tahajud dalam keadaan fit akan
lebih nikmat daripada tahajud dalam keadaan sakit. Maka memperbaiki
gizi juga merupakan ibadah, jangan pelit untuk membeli makanan
bergizi karena sekali saja kita sakit akan membutuhkan biaya yang
lebih besar. Menjaga kesehatan akan membawa kebaikan.
Kekuatan
yang kedua adalah kekuatan finansial, kekuatan ini juga akan membawa
pada kebaikan. Contohnya pergi ke pengajian ini memerlukan biaya,
bahkan semua episode hidup ini memerlukan biaya. Nabi Muhammad
menikah pertama kali tidak dengan Siti Aisyah melainkan dengan Siti
Khadijah yang memiliki pilar ekonomi yang kuat. Hal ini penting bagi
umat Islam, jangan menganggap orang kaya itu paling belakang masuk ke
surga. Itu tidak penting, kita dicintai Allah di dunia dan akhiratlah
yang kita cari. Golongan orang yang masuk surga tanpa hisab adalah
ulama, orang kaya yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, mujahadah
yang mati syahid dan haji mabrur.
Dikisahkan
ketika dipersilahkan masuk ke surga, haji mabrur terlebih dahulu
tetapi dia menolak dengan alasan harus ulama dahulu karena ia
mengetahui hukum-hukum haji dari gurunya yang seorang ulama. Begitu
pula mujahid, ia tidak akan mengetahui keutamaan jihad kalau tidak
ada ulama yang mengajarkannya. Tetapi ketika ulama dipersilahkan, ia
malah mempersilahkan orang kaya karena ia menganggap jika tidak ada
bangunan-bangunan islami yang dibiayai oleh orang kaya ia tidak
mungkin dapat berdakwah.
Kita
itu sebenarnya kaya tetapi jatahnya saja yang tidak diambil, kita itu
jatahnya banyak lihat saja bumi Indonesia yang begitu kaya. Kita itu
belum maksimal, tubuh belum all-out,
otak belum diperas, doa belum maksimal. Kalau kita gabung kekuatan
otak, fisik, doa bertemu dengan rezeki pasti barokah insya Allah.
Tetapi kita jangan mengumpulkan harta untuk bermewah-mewahan,
kumpulkan harta untuk bangun kebajikan, tolong orang banyak. Kita
tidak akan membawa harta ini sampai mati. Di sisi Allah catatannya
akan bertambah jika kita nafkahkan di jalan Allah. Jangan pernah
merasa puas dengan pendapatan yang ada, kerja lebih keras lagi.
Bangunlah terus sampai kita mati, kalau kita mati meninggalkan
perusahaan masih ada bawahan yang makan dari pendapatan perusahaan
kita.
Cita-cita
itu jangan muluk-muluk, di dunia juga kita harus berhasil. Jangan
sampai hanya memfokuskan ke akhirat saja yang belum tentu sukses dan
mengabaikan dunia, karena kita sekarang tinggal di dalamnya. Kita
seharusnya hidup itu cukup bersahaja saja, tolong banyak orang, ini
yang seharusnya menjadi gaya hidup kita. Peras lagi otak kita. Kalau
pecinta dunia itu mencari dunia untuk kepuasan dirinya, pecinta Allah
mencari dunia untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah. Pecinta dunia
dengan pecinta Allah sama giatnya, kita bahkan lebih giat dari mereka
karena kita pakai doa. Kita kejar dunia dengan bersimbah peluh
berkuah keringat, kita peras otak buat perusahaan yang profesional.
Tetapi kepuasan kita bukan ketika berkumpulnya uang, bukan punya
perusahaanya, kepuasaan kita adalah ketika ada orang lapar yang bisa
makan dengan bekerja pada perusahaan kita; ada seorang bapak yang
terangkat martabatnya dengan bekerja; orang yang tidak berpakaian
menjadi berpakaian; orang yang anaknya tidak sekolah jadi sekolah;
inilah yang kita nikmati.Kalau untuk kita secukupnya saja, wajar dan
proporsional, selebihnya sedekahkan. Percayalah kita sudah punya
rezekinya masing-masing. Terus evaluasi diri, bangun kekuatan diri;
yang penting barokah. jangan sampai kita dapat harta haram yang akan
menjadi racun bagi kita.
Kekuatan
yang ketiga adalah kekuatan intelektual; kita harus meningkatkan
kekuatan ini. Sebuah bangunan akan kokoh karena pondasinya yang kuat
dan kokoh. Kita masih sering terfokus pada aksesoris bangunannya
tetapi bukan itu yang terpenting, melainkan pondasinya. Kita masih
sering terfokus pada harta, pangkat, jabatan, dan popularitas. Tetapi
semua ini bencana kalau pondasi kita tidak kuat. Mengapa banyak
pemimpin yang roboh? Mengapa banyak sekali orang yang ketika tidak
punya uang sholeh, ketika punya uang roboh? Ada juga orang yang
memiliki daya tahan yang tinggi tetapi ketika punya uang malah jadi
maksiat? Maka ketika kita punya uang banyak, harus meningkat
pula kekuatan keimanannya yang merupakan pondasi yaitu Keyakinan Kepada Allah. Iman itu pupuknya adalah ilmu. Ilmu akan mengokohkan pondasi kita, ketika mendapatkan uang tidak akan memperdayakan kita, ketika punya kedudukan kita biasa saja.
pula kekuatan keimanannya yang merupakan pondasi yaitu Keyakinan Kepada Allah. Iman itu pupuknya adalah ilmu. Ilmu akan mengokohkan pondasi kita, ketika mendapatkan uang tidak akan memperdayakan kita, ketika punya kedudukan kita biasa saja.
Oleh
karena itu tidak cukup hanya di majelis taklim seperti ini saja, di
rumah, di jalan harus terus dibangun kekuatan keilmuan kita. Tidak
ada hari tanpa ilmu. Kemanapun pergi di saku harus ada buku, setiap
ada kesempatan buka dan baca. Karena ilmu kita kuat, karena ilmu pula
kita bisa menguatkan yang lain. Mulai sekarang kita kuatkan ilmu kita
untuk menguatkan keimanan kita. Terus saja cari supplier ilmu, cari
terus akses ilmu agar semakin kuat iman kita yang merupakan buah dari
ilmu dan wawasan kita. Kuat mental yang merupakan buah dari kuat
iman. Tiap hari kita harus latihan untuk tidak sakit hati, latihan
kuat mental, latihan tidak tersinggung. Untuk kekuatan butuh latihan,
tidak ada kekuatan tanpa latihan. Tiap hari harus selalu dilatih
untuk tidak mudah marah,
tidak mudah tersinggung, tidak mudah tergelincir. Makin kuat membaja mental kita insya Allah ringan hidup ini. Kita harus seperti intan ditimpa batako, intannya tetap cemerlang.
tidak mudah tersinggung, tidak mudah tergelincir. Makin kuat membaja mental kita insya Allah ringan hidup ini. Kita harus seperti intan ditimpa batako, intannya tetap cemerlang.
Syairnya
adalah:
Jagalah
hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Ilahi
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya Ilahi
Bila
hati kian lapang
hidup susah terasa senang
Walau kesulitan menghadang
dihadapi dengan tenang
hidup susah terasa senang
Walau kesulitan menghadang
dihadapi dengan tenang
Tapi
bila hati sempit
segalanya jadi rumit
Seakan hidup terhimpit
lahir batin terasa sakit
segalanya jadi rumit
Seakan hidup terhimpit
lahir batin terasa sakit
Tidak
mungkin kita kuat kalau tidak latihan. Apapun yang terjadi harus
menjadi latihan kekuatan iman kita. Nikmati sebagai latihan, setiap
episode yang terjadi dalam hidup kita sehingga semakin kuat iman dan
mental.
Yang
terakhir adalah kekuatan ruhiah, karena kalau ruhiah kita sudah kuat
kita akan menjadi sholeh luar biasa. Kalau kekuatan ruhiahnya sudah
terpancar bagai cahaya matahari masuk ke relung-relung hati,
menumbuhkan bibit-bibit, menerangi yang ada dalam kegelapan,
menyegarkan yang layu. Andaikata kekuatan lainnya terbatas, kita
bangun kekuatan ruhiah kita. Sekali bicara
daya gugahnya akan terhunjam, daya rubahnya akan kuat. Perkataan yang sama, akan berbeda hasilnya kalau keluar dari orang yang kuat ruhiahnya dengan yang lemah ruhiahnya.
daya gugahnya akan terhunjam, daya rubahnya akan kuat. Perkataan yang sama, akan berbeda hasilnya kalau keluar dari orang yang kuat ruhiahnya dengan yang lemah ruhiahnya.
Saudaraku,
Rasulullah kalau marah semua orang menangis, kita marah selama satu jam malah akan menimbulkan kebencian. Oleh karena itu marilah kita bangun kekuataan ruhiah agar kita ini efektif menjadi manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya membangun kekuatan ruhiah? Jawabannya adalah "Sucikan diri". Amat sangat beruntung orang yang menjaga kebeningan hatinya. Pandangan dijaga, omongan dijaga, telinga hanya mendengar sesuatu yang disukai Allah dan bermanfaat. Semua yang kita rasakan harus mendekatkan diri kita kepada Allah, juga riyadohnya harus lebih digencarkan. Malam harus tahajud meskipun hanya dua rakaat tetapi dengan kualitas yang tetap terjaga. Senin-Kamis usahakan shaum. Ketika punya uang latih untuk keluarkan sedekah. Mata dilatih untuk menunduk, mulut dilatih bicara hanya seperlunya saja, pendengaran yang tidak perlu dikurangi, lisan usahakan selalu berdzikir, sholat tepat waktu, jaga wudhu.
Makin kita latih terus mendekat kepada Allah nanti akan makin bercahaya hati kita, makin kokoh ruhiah kita. Kita nantinya dengan izin Allah akan sampai pada titik tertentu sehingga akan kelihatan rahasia dunia ini, kemudian lintasan rezeki akan terlihat yang membuat kita tidak panik. Kita akan mengerti hikmah dibalik musibah, akan mengerti akan episode-episode hidup. Dalilnya adalah "Dan tidak ada lagi di dunia ini selain kesenangan yang menipu". Nanti kita akan melihat dunia itu dari sudut yang lain.
Rasulullah kalau marah semua orang menangis, kita marah selama satu jam malah akan menimbulkan kebencian. Oleh karena itu marilah kita bangun kekuataan ruhiah agar kita ini efektif menjadi manfaat bagi orang lain. Bagaimana caranya membangun kekuatan ruhiah? Jawabannya adalah "Sucikan diri". Amat sangat beruntung orang yang menjaga kebeningan hatinya. Pandangan dijaga, omongan dijaga, telinga hanya mendengar sesuatu yang disukai Allah dan bermanfaat. Semua yang kita rasakan harus mendekatkan diri kita kepada Allah, juga riyadohnya harus lebih digencarkan. Malam harus tahajud meskipun hanya dua rakaat tetapi dengan kualitas yang tetap terjaga. Senin-Kamis usahakan shaum. Ketika punya uang latih untuk keluarkan sedekah. Mata dilatih untuk menunduk, mulut dilatih bicara hanya seperlunya saja, pendengaran yang tidak perlu dikurangi, lisan usahakan selalu berdzikir, sholat tepat waktu, jaga wudhu.
Makin kita latih terus mendekat kepada Allah nanti akan makin bercahaya hati kita, makin kokoh ruhiah kita. Kita nantinya dengan izin Allah akan sampai pada titik tertentu sehingga akan kelihatan rahasia dunia ini, kemudian lintasan rezeki akan terlihat yang membuat kita tidak panik. Kita akan mengerti hikmah dibalik musibah, akan mengerti akan episode-episode hidup. Dalilnya adalah "Dan tidak ada lagi di dunia ini selain kesenangan yang menipu". Nanti kita akan melihat dunia itu dari sudut yang lain.
Ketika
kita berbuat sesuatu kita dapat mengetahui manfaat jauh sebelumnya.
Oleh karena itu bukan kejadiannya yang kita nikmati, melainkan hikmah
dibalik kejadian tersebut. "Kelezatan itu ketika kita tenggelam
dalam samudra hikmah", sehingga kejadian bagaimanapun akan kita
sikapi dengan biasa-biasa saja.
Jika kita punya sigma kekuatan fisik, finansial, intelektual, mental dan ruhiah, kita akan tampil menjadi manusia prima yang lebih baik dari yang lain dan lebih dicintai oleh Allah. Rindukanlah sepanjang hidup kita harus membangun terus kekuataan bukan untuk dzolim kepada orang lain, melainkan untuk mencegah kedzoliman.
Jika kita punya sigma kekuatan fisik, finansial, intelektual, mental dan ruhiah, kita akan tampil menjadi manusia prima yang lebih baik dari yang lain dan lebih dicintai oleh Allah. Rindukanlah sepanjang hidup kita harus membangun terus kekuataan bukan untuk dzolim kepada orang lain, melainkan untuk mencegah kedzoliman.
Walhamdulillahirobbil'alamin
0 komentar:
Posting Komentar