Ikhlas
[1]
K.H. Abdullah Gymnastiar
Semoga
Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun
kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis
tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak
akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi
kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai
apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai
dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun. Mengumandangkan
adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju,
hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara
adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya
teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak
bernilai!
Ikhlas,
terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini,
karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah
memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk
membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan
seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini
sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.
Apakah
ikhlas itu? Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan
kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia
lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana
agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika
sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita
tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar
uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.
Apapun
yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah
ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas
adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima
oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa
kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata
yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan
artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana
kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap
qalbu.
Oleh
karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali
tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala
lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih,
semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan
menolong segalanya.
Buah
apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba
yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa
tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan
pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah
suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi
pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi
kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan
kecewa.
Tapi
bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan
apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari
mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau
saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak
usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.
Tidak
usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam
hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan
terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya
biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu.
Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula
disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.
Lalu,
dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas? Seorang hamba
yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan
menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah
dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik
perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas.
Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh
olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap
tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua
itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya,
yang ia harapakan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.
Sungguh
akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap
kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati.
Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak
usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah
yang begitu dahsyat.
Dikisahkan
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad,
sebagai berikut :
Tatkala
Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun
menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya,
ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan
penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? "Ya Rabbi,
adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?"
Allah
menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mafhum bahwa gunung batu
pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer
atau sejenisnya yang terbuat dari besi).
Para
malaikat pun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?"
Allah
yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi, bahkan baja
bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).
Bertanya
kembali para malaikat, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?"
Allah
yang Mahaagung menjawab, "Ada, yaitu air" (Api membara
sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).
"Ya
Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?"
Kembali bertanya para malaikta.
Allah
yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin"
(Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung,
dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan
menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang
tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin
ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).
Akhirnya
para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"
Allah
yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, "Ada,
yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya
sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya."
Artinya,
orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang
yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga
sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur
pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.
Inilah
gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang
ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah,
tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita
sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan,
ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk
memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang
bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang
tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.
Nah,
sahabat. Orang yang ikhlas adalah orang yang punya kekuatan, ia tidak
akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan
penghargaan. Allaahu Akbar.***
0 komentar:
Posting Komentar