Hijrah
ke Habasyah
Senin,
11 Desember 2006 - Pukul: 09:02 WIB
Rasulullah
Sholallahu 'alaihi wasalam
telah memulai dakwah dengan terang-terangan. Maka kaum musyrikin
semakin keras mengganggu beliau. Mereka menyatakan permusuhan pada
beliau. Berbagai cara permusuhan mereka tampakkan. Di antaranya
adalah dengan membuat-buat kedustaan tentang beliau. Mereka
melontarkan tuduhan-tuduhan batil pada beliau. Mereka menyebut
Nabi Sholallahu 'alaihi wasalam
sebagai orang gila. Beliau juga disifati sebagai dukun. Kaum
musyrikin juga mencela Al Qur'an Al Karim. Mereka mengatakan Al
Qur'an adalah dongengan-dongengan orang terdahulu.
Siksaan
yang menimpa kaum musliminpun semakin bertambah berat. Maka
Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasalam
memberikan perintah agar kaum muslimin hijrah (berpindah) ke
Habasyah. Karena Habasyah memiliki seorang raja, yang tidak akan
membiarkan ada orang didzalimi di sisinya. Nama raja itu Najasyi.
Kaum muslimin berhijrah dua kali ke Habasyah.
Hijrah ke Habasyah yang Pertama
Hijrah ke Habasyah yang Pertama
Hijrah
ini terjadi pada tahun kelima kenabian. Kaum muslimin yang berhijrah
ada sebelas orang laki-laki dan empat orang wanita. 'Utsman bin
'Affan dan istrinya Ruqayyah bintu Rasulullah Sholallahu
'alaihi wasalam termasuk orang-orang yang
berhijrah pertama kali ke Habasyah.
Hijrah ke Habasyah yang Kedua
Orang-orang
yang berhijrah ke Habasyah mendengar berita bahwa penduduk Makkah
telah masuk Islam. Maka mereka pun kembali ke Makkah. Di antara
mereka ada 'Utsman bin Mazh'un. Kemudian mereka mendapati bahwa
berita itu tidak benar. Sehingga mereka kembali lagi ke Habasyah.
Jumlah kaum muslimin yang hijrah juga bertambah. Ada delapan puluh
tiga laki-laki dan delapan belas wanita.
Quraisy mengirim dua utusan kepada Raja Najasyi. Mereka adalah 'Amr bin Al 'Ash dan Abdullah bin Abi Rabi'ah. Mereka meminta agar Najasyi mengembalikan kaum muslimin kepada mereka di Makkah. Namun Najasyi menolak karena ia melihat kebenaran ada di pihak kaum muslimin.
Mayoritas orang yang berhijrah ke Habasyah berhijrah ke Madinah setelah agama Islam kokoh di Madinah. Ja'far bin Abi Thalib Rodhiyallahu 'anhu dan beberapa orang tertinggal di Habasyah. Mereka baru ke Madinah pada saat penakhlukan Khaibar, di tahun ketujuh hijriyyah.
Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah
0 komentar:
Posting Komentar