Seni
Menata Hati dalam Bergaul
K.H. Abdullah Gymnastiar
K.H. Abdullah Gymnastiar
--------------------------------------------------------------------------------
Pergaulan
yang asli adalah pergaulan dari hati ke hati yang penuh keikhlasan,
yang insya Allah akan terasa sangat indah dan menyenangkan. Pergaulan
yang penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai
rendah tidak akan pernah langgeng dan cenderung menjadi masalah.
1.
Aku Bukan Ancaman Bagimu
Kita
tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau
kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah
muslim yang muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan
dan tagannya." (HR. Bukhari)
Hindari
penghinaan
Apapun
yang bersifat merendahkan, ejekan, penghinaan dalam bentuk apapun
terhadap seseorang, baik tentang kepribadian, bentuk tubuh, dan
sebagainya, jangan pernah dilakukan, karena tak ada masalah yang
selesai dengan penghinaan, mencela, merendahkan, yang ada adalah
perasaan sakit hati serta rasa dendam.
Hindari
ikut campur urusan pribadi.
Hindari
pula ikut campur urusan pribadi seseorang yang tidak ada manfaatnya
jika kita terlibat. Seperti yang kita maklumi setiap orang punya
urusan pribadi yang sangat sensitif, yang bila terusik niscaya akan
menimbulkan keberangan.
Hindari
memotong pembicaraan. Sungguh dongkol bila kita sedang berbicara
kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal, berbeda halnya bila uraian
tuntas dan kemudian dikoreksi dengan cara yag arif, niscaya kita pun
berkecenderungan menghargainya bahkan mungkin menerimanya. Maka
latihlah diri kita untuk bersabar dalam mendengar dan mengoreksi
dengan cara yang terbak pada waktu yang tepat.
Hindari
membandingkan. Jangan pernah dengan sengaja membandingkan jasa,
kebaikan, penamplan, harta, kedudukan seseorang sehingga yang
mendengarnya merasa dirinya tidak berharga, rendah atau merasa
terhina. Jangan membela musuhnya, mencaci kawannya. Membela musuh
maka dianggap bergabung dengan musuhnya, begitu pula mencaci kawannya
berarti memusuhi dirinya. Bersikaplah yang netral, sepanjang diri
kita menginginkan kebaikan bagi semua pihak, dan sadar bahwa untuk
berubah harus siap menjalani proses dan tahapan.
Hindari
merusak kebahagiannya
Bila
seseorang sedang berbahagia, janganlah melakukan tindakan yang akan
merusak kebahagiaanya. Misalkan ada seseorang yang merasa beruntung
mendapatkan hadiah dari luar negeri, padahal kita tauh persis bahwa
barang tersebut buatan dalam negeri, maka kita tak perlu
menyampaikannya, biarlah dia berbahagia mendapatkan oleh-oleh
tersebut.
Jangan
mengungkit masa lalu
Apalagi
jika yang diungkit adalah kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang
berusaha ditutupi. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki kesalahan
yang sangat ingin disembunyikannya, termasuk diri kita, maka jangan
pernah usil untuk mengungkit dan membeberkannya, hal seperti ini sama
denga mengajak bermusuhan.
Jangan mengambil haknya
Jangan
pernah terpikir untuk menikmati hak orang lain, setiap gangguan
terhadap hak seseorang akan menimbulkan asa tidak suka dan perlawanan
yang tentu akan merusak hubungan.. Sepatutnya kita harus belajar
menikmati hak kita, agar bermanfaat dan menjadi bahan kebahagiaan
orang lain.
Hati-hati
dengan kemarahan
Bila
anda marah, maka waspadalah karenan kemarahan yang tak terkendali
biasanya menghasilkankata dan perilaku yang keji, yang sangat
melukai, dan tentu perbuatan ini akan menghancurkan hubungan baik di
lingkungan manapun. Kita harus mulai berlatih mengendalikan kemarahan
sekuat tenaga dan tak usah sungkan untuk meminta maaf andai kata
ucaan dirasakan berlebihan.
Jangan
menertawakannya
Sebagian
besar dari sikap menertawakan seseorang adalah karena kekurangannnya,
baik sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan dan lain sebagainya, dan
ingatlah bahwa tertawa yang tidak pada tempatnya serta berlebihan
akan mengundang rasa sakit hati.
Hati-hati
dengan penampilan, bau badan dan bau mulut
Tidak
ada salahnya kita selalu mengontrol penampilan, bau badan atau mulut
kita, karena penampilan atau bau badan yang tidak segar akan membuat
orang lain merasa terusik kenyamanannya, dan cenderung ingin
menghindari kita.
2.
Aku menyenangkan bagimu
Wajah
yang selalu cerah ceria. Rasulullah senantiasa berwajah ceria, beliau
pernah besabda, "Janganlah terlalu membebani jiwamu dengan
segala kesungguhan hati. Hiburlah dirimu dengan hal-hal yang ringan
dan lucu, sebab bila hati terus dipaksakan memikul beban-beban yang
berat, ia akan menjadi buta". (Sunan Abu Dawud).
Senyum
tulus
Rasulullah
senantiasa tersenyum manis sekali dan ini sangat menyenangkan bagi
siapapun yang menatapnya. Senyum adalah sedekah, senyuman yang tulus
memiliki daya sentuh yang dalam ke dalam lubuk hati siapapun, senyum
adalah nikmat Allah yang besar bagi manusia yang mencintai kebaikan.
Senyum tidak dimiliki oleh orang-orang yang keji, sombong, angkuh,
dan orang yang busuk hati.
Kata-kata
yang santun dan lembut
Pilihlah
kata-kata yang paling sopan dengan dan sampaikan dengan cara yang
lembut, karena sikap seperti itulah yang dilakukan Rasulullah, ketika
berbincang dengan para sahabatnya, sehingga terbangun suasana yang
menyenangkan. Hindari kata yang kasar, menyakitkan, merendahkan,
mempermalukan, serta hindari pula nada suara yang keras dan
berlebihan.
Senang
menyapa dan mengucapkan salam
Upayakanlah
kita selalu menjadi orang yang paling dahulu dalam menyapa dan
mengucapkan salam. Jabatlah tagan kawan kita penuh dengan kehangatan
dan lepaslah tangan sesudah diepaskan oleh orang lain, karena
demikianlah yang dicontohkan Rasulullah. Jangan lupa untuk menjawab
salam dengan sempurna dan penuh perhatian.
Bersikap
sangat sopan dan penuh penghormatan
Rsulullah
jikalau berbincang dengan para sahabatnya selalu berusaha menghormati
dengan cara duduk yang penuh perhatian, ikut tersenyum jika
sahabatnya melucu, dan ikut merasa takjub ketika sahabatnya
mengisahkan hal yang mempesona, sehingga setiap orang merasa dirinya
sangat diutamakan oleh Rasulullah.
Senangkan
perasaannya
Pujilah
dengan tulus dan tepat terhadap sesuatu yang layak dipuji sambil kita
kaitkan dengan kebesaran Allah sehingga yang dipuji pun teringat akan
asal muasal nikmat yang diraihnya, nyatakan terima kasih dan do’akan.
Hal ini akan membuatnya merasa bahagia. Dan ingat jangan pernah kikir
untuk berterima kasih.
Penampilan
yang menyenangkan
Gunakanlah
pakaian yang rapi, serasi dan harum. Menggunakan pakaian yang baik
bukanlah tanda kesombongan, Allah Maha Indah dan menyukai keindahan,
tentu saja dalam batas yang sesuai syariat yang disukai Allah.
Maafkan
kesalahannya
Jadilah
pemaaf yang lapang dan tulus terhadap kekurangan dan kesalahan orang
lain kepada kita, karena hal ini akan membuat bahagia dan senang
siapapun yang pernah melakukan kekhilafan terhadap kita, dan tentu
hal ini pun akan mengangkat citra kita dihatinya.
3.
Aku Bermanfaat Bagimu
Keberuntungan
kita bukanlah diukur dari apa yang kita dapatkan tapi dari nilai
manfaat yang ada dari kehadiran kita, bukankah sebaik-baik di antara
manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi hamba-hamba
Allah lainnya.
Rajin
bersilaturahmi
Silaturahmi
secara berkala, penuh perhatian, kasih sayang dan ketulusan walaupun
hanya beberapa saat, benar-benar akan memiliki kesan yang mendalam,
apalagi jikalau membawa hadiah, insya Allah akan menumbuhkan kasih
sayang.
Saling
berkirim hadiah
Seperti
yang telah diungkap sebelumnya bahwa saling memberi dan berkirim
hadiah akan menumbuhkan kasih sayang. Jangan pernah takut miskin
dengan memberikan sesuatu, karena Allah yang Maha Kaya telah
menjanjikan ganjaran dan jaminan tak akan miskin bagi ahli sedekah
yang tulus.
Tolong
dengan apapun
Bersegeralah
menolong dengan segala kemampuan, harta, tenaga, wakt atau setidaknya
perhatian yang tulus, walau perhatian untuk mendengar keluh kesahnya.
Apabila
tidak mampu, maka do’akanlah, dan percayalah bahwa kebaikan sekecil
apapun akan diperhatikan dan dibalas dengan sempurna oleh Allah.
Sumbangan
dan pengalaman
Jangan
pernah sungkan untuk mengajarkan ilmu dan pengalaman yang dimiliki,
kita harus berupaya agar ilmu dan pengalaman yang ada pada diri kita
bisa menjadi jalan bagi kesuksesan orang lain.
Insya
Allah jikalau hidup kita penuh manfaat dengan tulus ikhlas maka,
kebahagiaan dalam bergaul dengan siapapun akan tersa nikmat, karena
tidak mengharapkan sesuatu dari orang melainkan kenikmatan kita
adalah melakukan sesuatu untuk orang lain. Semata karena Allah Swt.
0 komentar:
Posting Komentar